Jaringan Freemasonry memasuki Indonesia pertama kalinya melalui sarikat dagang Belanda terbesar di dunia kala itu, yang kita kenal dengan nama VOC. Menguasai belahan bumi Asia Tenggara. Nona Helena Blavatsky dan Kolonel Henry Steel Olcott adalah tokoh yang dinilai membawa masuk gerakan ini ke Nusantara. Rumah – rumah pertemuan anggota Freemason ketika masa Hindia Belanda, disebut Loge atau Loji, yang dalam bahasa Indonesia sering disebut ’rumah setan’.
Loji - loji Freemason tersebar di seluruh nusantara ini, seperti di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jawa, Sulawesi, dan tempat lainnya. Adhuc Stat atau Loji Bintang Timur yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat adalah yang paling terkenal, dan kini dipakai sebagai Gedung Bappenas. Gedung ini dulu dikenal sebagai Gedung Setan oleh masyarakat luas, karena dianggap sebagai tempat pemanggilan arwah oleh para anggota Mason.
Dalam buku seorang sejarawan Belanda yang berjudul ”Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, yang diterbitkan oleh Sinar Harapan dengan jumlah terbatas, banyak memaparkan mengenai gerakan ini dan tokoh – tokoh Freemasonry di Indonesia. Dikatakan dalam buku itu, disertai foto – foto eksklusif sebagai bukti, bahwa banyak tokoh – tokoh Mason Indonesia yang terkenal, seperti Sultan Hamengkubuwono VIII, RAS. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam VIII, RMAA. Tjokroadikoesoemo, DR Radjiman Wedyodiningrat, Raden Saleh, dan banyak lagi di dalam kepengurusan organisasi Boedhi Oetomo*.
Tidak dapat dipungkiri kalau tokoh – tokoh ini banyak membantu proses perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan memang tokoh ini memiliki pemahaman sekuler, yang membawa Indonesia memasuki paham sekuler juga, seperti Indonesia yang kita kenal sekarang ini. Sebagaimana Mustafa Kemal Ataturk membawa Turki menuju Turki yang sekuler, seperti yang kita kenal sekarang. Semenjak era pemerintahan Soekarno, organisasi Freemason dilarang – atau mungkin ditutupi – di Indonesia.
*Sumber tokoh Freemason Indonesia : Wikipedia Indonesia
0 Reply to "Freemasonry di Indonesia"
Posting Komentar